Bandung – Aktivis Gerakan 77/78 mendorong pemerintah untuk perlu melaksanakan segera reformasi birokrasi dengan menata ulang tugas dan fungsi kelembagaan dan Kementerian.

“Selama hal itu tidak dilakukan selalu terdapat potensi anarki dalam melaksanakan program-program pemerintah dan perlambatan dalam pelaksanaan Nawacita,” demikian disampaikan pimpinan Aktivis Gema 77/78 S. Indro Tjahyono, saat diskusi bertema “Darurat Tata Kelola Negara” di Bandung, Minggu (26/6/2016).

Dalam diskusi yang dipandu moderator Syafril Sjofyan tersebut juga menghasilkan beberapa poin berupa rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu agar mewaspadai dampak dari diskresi atau debirokratisasi deregulasi, karena bisa berakibat pada kekacauan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Bagaimanapun tetap harus peraturan ada peraturan dan Undang-Undang pengganti yang mengendalikan pelaksanaan program – program pemerintah secara efektif.

“Presiden harus fokus pada beberapa hal penting yang berkaitan dengan pelayanan publik dan memperkuat kebijakan ekonomi untuk mencegah defisit anggaran serta defisit fiskal yang sudah lampu merah,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Indro, darurat tata kelola pemerintahan juga diakibatkan oleh ketidakmampuan dalam mengendalikan dualisme status para pemangku pemerintahan, bahwa disatu pihak menjabat sebagai birokrasi dilain pihak sebagai pimpinan perusahaan, hal ini melahirkan praktek kapitalisme dalam birokrasi.

Oligarki Pemodal

Beberapa catatan diluar topik, mengemuka pula keinginan para aktivis, dalam menegakan kedaulatan negara dari pelecehan dari negara lain dari pihak manapun, mendukung ketegasan Presiden untuk selalu menegakan harkat martabat bangsa. Juga mendukung sepenuhnya agar Presiden dengan para pembantunya bertindak tegas dan konsisten dalam membasmi para mafia migas, mafia pangan, mafia pajak, mafia hukum dan mafia lainnya.

“Menurut hemat kami sudah berlangsung lama sejak beberapa dekade pemerintahan, sehingga sudah berupa ‘Oligarki Pemodal’ yang mengatur segalanya, untuk hal tersebut pemerintah tidak boleh kalah ataupun mengalah,” tukasnya.

Temukan juga kami di Google News.