JAKARTA – Video viral alasan tidak memilih PDI Perjuangan di menit krusial injury time jelang Pilpres 2019 dinilai sebagai upaya black campaign.

Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo mengatakan beredarnya video tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan lantaran tak jelas sumber yang dikeluarkan. Apalagi, kemunculan video itu masuk di menit-menit terakhir sehingga bisa diartikan black campaign.

“Ini adalah propaganda untuk mendown grade atau menurunkan kepercayaan publik pada partai tersebut,” ungkap Karyono, hari ini.

Dia melanjutkan pesan dari video yang tersirat itu punya maksud terselubung guna menurunkan elektabilitas PDI Perjuangan.

“Saya kira ini adalah propaganda politik karena disebar menjelang Pemilu. Jadi sulit dipungkiri bahwa video itu adalah propaganda. Muatan politisnya pun sangat kental sekali,” sebutnya.

Kendati demikian, Karyono memastikan video itu tidak memiliki pengaruh ke PDI Perjuangan lantaran tidak disebutkan sumbernya. Dia mengingatkan bahwa dewasa ini masyarakat semakin imun tentang berita hoaks atau video-video yang tak jelas sumbernya itu.

“Beredarnya video itu tidak cukup signifikan menurunkan elektabilitas,” jelasnya.

Hal sependapat juga dilontarkan, peneliti Center for Indonesian Election (CIE) Muhammad yang menyebut beredarnya video itu adalah modus black campaign gaya baru.

“Ini kan upaya untuk mendowngrade PDIP karena hasil survei PDI Perjuangan menempati elektabilitas tertinggi. Hal ini mengakibatkan ada kekuatan-kekuatan tertentu yang ingin elektabilitas PDI Perjuangan turun,” tambahnya.

Caleg PDI Perjuangan Kapitra Ampera menilai aneh dan tidak masuk akal apa yang dituangkan didalam video tersebut.

“Itu enggak ada alur logikanya ya. Karena logikanya itu dari tingkat 2. Mana ada PDIP tingkat 2 sebanyak itu. Mana ada PDIP di Kabupaten 5,9 triliun itu. Bohong aja,” kata Kapitra.

Kapitra menuding ada pihak yang sengaja menyebarkan berita hoaks untuk menggerus suara PDIP apalagi partai moncong putih itu kerap menempati dipuncak klasemen pemenang survei.

“Jadi saya pikir itu hoaks yang sengaja dibuat untuk menggerus PDIP. PDIP kan di atas dari berbagai survei dia pemenang pemilu. Jadi biasa lah orang itu jatuhkan,” sebut Kapitra.

Kapitta menuding ada partai yang sakit hati sehingga ada upaya mendeskriditkan PDIP. Ia pun menyerahkan ke DPP PDIP jika ada yang ingin melaporkan terkait viralnya video tersebut.

“Kalau soal lapor biar nanti urusan DPP lah. Saya pikir ini ada partai yang sakit hati. Coba mendeskreditkan PDIP. Saya pikir biar aja dibuktikan minggu depan. PDIP seng ada lawan lah,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.