Jakarta – Aksi blokade jalan Jayapura – Sentani oleh masyarakat Netar, Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura ternyata pemicunya diduga adanya karena adanya penyerangan ke Kampung Netar oleh lima puluhan masyarakat Pegunungan.

Awak media telah menghimpun kronologis pertikaian antara Suku Pegunungan dan Suku Sentani di Kab Jayapura.
Sekira pukul 23.15 Wit, masyarakat pegunungan berprofesi sebagai tukang ojek membawa penumpang masyarakat Netar dari acara Festival Danau Sentani namun sesampainya di kampung Netar terjadi perdebatan antara tukang ojek (Masyarakat Pegunungan) dengan masyarakat Netar perihal masalah upah ojek. Tetapi masyarakat Netar tidak membayar sehingga menikam masyarakat Pegunungan an Jefri Gombo.

Sekira pukul 06.20 Wit, massa sekitar 20 orang dari masyarakat pegunungan tiba di kampung Netar dan melakukan penyerangan dengan melakukan pengerusakan rumah di daerah pasar ikan kampung netar dengan spontan masyarakat Netar melakukan perlawanan dan memukul mundur masyarakat pegunungan karena kalah jumlah.

Selanjutnya, pukul 06.30 Wit, Anggota Gabungan sekitar 1 Pleton dari Polres Jayapura yang di back up oleh Koramil Sentani mendatangi TKP di kampung Netar.

Pukul 06.50 Wit, sekitar 50 orang massa kampung Netar melakukan aksi pemalangan jalan di Jalan Poros Sentani Waena (mata hati Hilang) dengan menggunakan pagar besi dan kayu.

Pukul 07.55 Wit, Daud Taime yang merupakan salah satu massa dari Kampung Netar yang menyampaikan pihaknya menuntut agar pelaku penyerangan agar ditangkap dan di proses secara hukum. Apabila pelaku tidak ditangkap maka pemalangan akan terus berlanjut karena kejadian ini bukan pertama kalinya di lakukan.

“Kami meminta pihak Pemda dan pihak keamanan agar segera memulangkan para masyarakat pegunungan kedaerahnya masing-masing karena selama ini mereka selalu membuat kekacauan di wilayah Sentani,” kata Daud.

Pukul 08.10 Wit, Kapolres Jayapura AKBP Gustav Urbinas SIK menemui para massa dengan menyampaikan beberapa hal diantaranya Kepolisian meminta kepada masyarakat untuk membuka palang ini karena sudah menghambat lalu lintas juga menghambat aktivitas orang lain. Ia meminta kepada masyarakat untuk duduk bersama di Obhe untuk membicarakan dan menyelesaikan permasalahan ini.

“Kami dari pihak kepolisian tidak bisa mengatasi masalah jika massa masih bertahan di lokasi ini dan saya berharap pemalangan ini di buka,” tutur Gustav.

“Berikan kami waktu untuk mengurus masyarakat pegunungan yang sudah melakukan aksi,” lanjut Gustav.

Pukul 08.15 Wit, Jalur menuju arah Sentani pun di buka. Namun, pukul 08.45 Wit, Jalur di tutup kembali dan masyarakat meminta agar Gubernur Papua dan Bupati Jayapura datang di lokasi.

Pukul 09.05 Wit, Mathius Awoitauw SE.M,si (Bupati Jayapura) tiba di lokasi dan langsung bertemu dengan massa. Mathius mengaku pemerintah sangat menyesalkan kejadian tersebut lantaran apa yang telah terjadi diluar perkiraan. Permasalahan tersebut akan di selesaikan oleh pemerintah dan pihak keamanan.

“Berikan kami kesempatan untuk menyelesaikan persoalan ini. Saya meminta kepada masyarakat agar membuka palang sehingga arus lalu lintas dapat berjalan baik normal kembali,” jelas Mathius.

Pukul 09.10 Wit, perwakilan massa Daud Taime menyayangkan pihak keamanan yang lama merespon atas kejadian tersebut sehingga terjadinya penyerangan. Dirinya meminta kepada pihak Muspida Provinsi Papua, Pihak kemanan baik Polri dan TNI untuk melakukan pertemuan di Obhe nendali jika apabila sudah di sanggupi maka pihaknya akan membuka pemalangan ini.

Pukul 09.15 Wit, pembacaan pernyataan sikap dari masyarakat Netar yang dibacakan olen Daud Taime sbb:
Aspirasi pemalangan jalan sentani Netar pasca kerusuhan orang netar VS keluarga Wamena

Pertama, Muspida Kab Jayapura hadir ditempat untuk menyelesaikan masalah. Kedua, Muspida Provinsi Papua hadir ditempat kejadian untuk duduk bicara (Solusi). Ketiga, pihak kemanan Pengayom masyarakat berikan rasa aman (TNI Polri). Berikutnya pihaknya akan buka kalau hal itu diperhatikan.

Pukul 09.25 Wit, 1 pleton Brimobda Papua tiba di TKP dpp Kombes Pol Fakiri (Kasat Brimobda Papua) untuk membuka palang tetapi masyarakat menolak. Dan pukul 09.40 Wit setelah dilaksanakan koordinasi dari pihak keamanan baik dari Polri dan TNI serta Masyarakat Netar arus T jalur di buka kembali. Pukul 09.45 Wit pun arus lalu lintas lancar kembali.
Pukul 09.50 Wit Situasi aman, pukul 10.30 Wit Massa sekitar 30 orang bergerak menuju kampung harapan. Pukul 11.00 Wit, massa berkumpul di obhe Kampung Harapan. Pukul 11.10 Wit sekitar 200 orang massa bergerak menuju perkampungan Puspigra (Kompleks Wamena) sesampainya di jembatan yang mengarah kampung puspigra massa membakar rumah dan kandang babi serta 2 unit motor terbakar.

Pukul 11.20 Wit, massa bergerak menuju kampung puspigra namun di halau pihak keamanan, dan Pukul 11.30 Wit, Pihak kemanan langsung melakukan penyisiran dengan memukul mundur masyarakat pegunungan sampai di kampung Puspigra. Pukul 12.00 Wit Pertemuan antara Kapolres Jayapura yang di dampingi oleh Dandim Jayapura dengan masyarakat pegunungan yang intinya sbb:
“Meminta agar antara kedua belah pihak yang bertikai agar saling menahan diri agar tidak adanya pertikaian yang dapat merugikan kedua belah pihak. Dimana pada hari Senin tanggal 27 Juni 2016 akan direncanakan pertemuan kepada dua belah pihak yang bertikai agar kumpul di Obhe Polres Jayapura untuk menyelesaikan dan mencari solusi permasalahan ini”.

Pukul 12.20 Wit adapun penyampaian dari Kasatmob Polda Papua kepada Masyarakat Kampung Harapan yang intinya sbb: Ia mengharapkan agar masyrakat untuk bersama-sama kumpul di Obhe untuk bersama-sama berkumpul untuk berbicara dengan tokoh tokoh adat tokoh pemuda untuk membahas permasalahan ini. Ia meminta massa untuk kembali kerumah dan pihak keamanan akan tetap stanbay untuk menjaga keamanan di kampung harapan. Di rencanakan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2016 akan dilaksanakan pertemuan antara masyarakat yang bertikai antara masyarakat kampung Netar, Kampung Harapan beserta Masyarakat Pegunungan di Obhe Polres Jayapura untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pukul 12.50 Wit Massa dari Masyarakat Kampung Harapan membubarkan diri dan kembali ke rumah masing -masing.
Berikut korban yang mengalami luka-luka dari Suku Pegunungan yakni :
1. Jefri Gombo : kena tikam di punggung (KORBAN AWAL PEMICU)
2. Yustinus-Matuan : Kena Senapan di Tangan dan kena Belakang
3. Piter-Gombo : Kena Dada
4. Titius-Wanimbo : Kena Batu di Mulut dan kaki
5. Septinus-Matuan : Kena Senapan Angin ditangan
6. Demianus-Murib : Kena senapan angin di dagu dan kena batu ditangan
7. Joel-Wenda : kena Dada
8. Robi-Wanimbo : Kena Senapan angin dilengan
9. Alang-Labene : Kena senapan dikepala dan Dada
10. Jorais-Jikwa : Kena Senapan di Dada
11. Kitanus-Tabuni : Kena Senapan Angin Kepala
12. Tutinus-Tabuni : Kena Senapan Angin di tangan
13. Jonatan-Togodly : Kena Senapan angin dibagian kerongkongan
14. Emius-Kologo : Kena Batu di Perut
15. Mbogor Ambuna Kosai

Motor yg dibakar :
– Alber Wantik : Motor Supra
– Welly Wenda : Motor Viksion

KORBAN DARI SUKU SENTANI :

Nama : Herson Ohe
Pekerjaan : swasta
Umur : 45 thn
Alamat : Kampung Harapan
Luka yang dialami : Terkena lemparan batu pada bagia jidat dan kepala belakang

Nama : Otis Sanadi
Pekerjaan : swasta
Umur : 48 thn
Alamat : Kampung Harapan
Luka yang dialami : Terkena anak panah pada bagian betis kaki kanan

Nama : Yan Frits Ohe
Pekerjaan : swasta
Umur : 45 thn
Alamat : Kampung Harapan
Luka yang dialami : Terkena anak panah pada bagian siku tangan kiri dan mengalami patah tulang pada bagian bawah siku kiri karena hantaman balok

Nama : Nakere Ohe
Pekerjaan : swasta
Umur : 30 thn
Alamat : Kampung Harapan
Luka yang dialami : Terkena anak panah pada bagian telapak tangan kiri

Nama : Yansen Ohe
Pekerjaan : swasta
Umur : 26 thn
Alamat : Kampung Harapan
Luka yang dialami : Terkena anak panah pada bagian lutut kanan

Nama : Mervin Tokoro
Pekerjaan : Satpol PP
Umur : 38 thn
Alamat : Kampung Harapan

Temukan juga kami di Google News.