JAKARTA – Aktivis LAKSI menilai berbahaya sekali pernyataan dan keterangan dari mantan Kapolsek Pasirwangi Garut AKP Sulman Aziz. Kata dia, apa yang di tuduhkan Sulman sebagai sebuah ujaran kebencian kepada institusi Polri yang seharusnya tidak dilakukan oleh yang bersangkutan menjelang Pemilihan Presiden ini.

“Ini bisa merusak image institusi Polri, karena sebagai prajurit Polri haruslah terikat dengan sumpah jabatan dan loyalitas terhadap pimpinan Polri baik itu kepada komandan maupun atasannya,” ungkap Azmi Hidzaqi, hari ini.

Menurut dia, pernyataan itu telah membuat kekecewaan yang besar di mata masyarakat Jabar yang hari ini sangat mengapresiasi keberhasilan kinerja Polda Jabar. Kata dia, pernyataan ini telah menggiring opini yang menyesatkan publik dengan tujuan mendeligitimasi Pemilu bahwa adanya ketidaknetralan aparatur negara Polri.

“Sungguh sangat mengkhawatirkan apalagi pernyataan tersebut langsung menuduh Kapolres Garut dan tidak di sertai bukti dan data yang objektif. Seharusnya beliau dapat menyampaikan langsung kepada Polda apabila adanya tindakan yang di anggap kurang berkenan dengan pelaksanaan pemilu,” sebutnya.

Dia menuding Sulman bersikap arogan dan seolah-olah ingin menjadi pahlawan kesiangan dan justru yang dilakukannya dinilai sangatlah memalukan diri sendiri dan institusinya. Sulman dianggap tidak taat asas sebagai bawahan di institusi Polri. Patut di duga ini merupakan proses ujaran kebencian terhadap institusi Polri dan merugikan kepentingan masyarakat Jabar secara umum.

“Kami saja dari lembaga sosial menyakini Kepolisian di Jabar telah netral di Pilpres 2019 dan telah teruji kemampuan Kapolda Irjen Polisi Agung Budi Marwoto yang sukseskan memberikan rasa aman saat Pemilukada baik di tingkat provinsi dan Kabupaten / Kota di seluruh Jawa Barat,” tuturnya.

Azmi menegaskan Perintah Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar Polri netral menjadi dasar bekerja buat Kepolisian Jabar, dan Kapolda sangat komit menjaga netralitas di wilayah Jabar dan sanggup mengayomi semua kelompok. Dia mensinyalir ada upaya dari pihak tertentu yang menuduh dan mempersoalkan ketidaknetralan KPU didemo.

“Itu mendelegitimasi penyelenggara maupun aparat keamanan. Jadi menurut saya perlu diwaspadai kalau ada upaya yang ingin menyebarkan berita hoax soal ketidaknetralan aparatur Polri di Jabar. Mereka membuat opini yang menyesatkan masyarakat dan memaksa untuk di rasionalisasi bahwa apabila paslonnya kalah maka berarti curang KPU dan aparat polrinya,” jelasnya.

Lebih jauh, Azmi menerangkan bahwa apa yang disampaikan mantan Kapolsek itu seakan menuduh kerja Polri di Jabar tidak netral merupakan, sebagai tuduhan serius yang berbahaya dan cacat hukum. Kata dia, sebagai aparatur kemananan di daerah seharusnya Sulman membangun image polri ke arah yang positif bukan malahan menjelek-jelekan institusi yang membesarkannya selama ini.

“Atas dasar itulah maka kami mengecam tindakan yang telah di lontarkan mantan Kapolsek pasir wangi tersebut, dan kami tetap mendukung pemilu damai dan melawan teror dalam proses pemilu, serta mengajak masyarakat Jabar agar berpartisipasi dalam pencoblosan sehingga benar-benar menjadikan Pemilu kali ini berkualitas,” tukasnya.

Temukan juga kami di Google News.