JAKARTA – Pernyataan Capres No Urut 02 Prabowo Subianto soal informasi selang cuci darah yang dipakai hingga 40 kali membuat heboh publik dan pihak RSCM pun membantah keras tudingan tersebut.

Aktivis mahasiswa tergabung dalam Solidaritas Peduli Aktivis Hilang (SPAH) Rico pun angkat suara perihal polemik tersebut. Ratusan massa SPAH menyambangi RSCM dengan memberikan karangan bunga sebagai bentuk dukungan ke RSCM untuk melawan berita hoaks. Karangan bunga itu bertuliskan “Rakyat Dukung RSCM Melawan Hoaks, Hoaks Selang Cuci Darah Mirip Hoaks Ratna Sarumpaet ! Prabowo Oh Prabowo …”.

Kata dia, fenomena ini tak ubahnya hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet yang bikin gempar di Republik ini. Sehingga dia menyayangkan pernyataan Prabowo yang belum mengklarifikasi terlebih dulu kebenarannya.

“Ini kan mirip dengan hoaks penganiyaan Ratna Sarumpaet, kenapa Prabowo masih saja ulangi lagi,” kata dia, Jumat (4/1/2018).

Pihaknya pun mendukung pihak RSCM dan para dokter yang mengabdi di RSCM untuk menyuarakan kebenaran dengan melawan informasi bohong.

“Demi nama baik RSCM dan profesi dokter, kami mendukung kalian. Gila aja jika dokter yang bekerja di RSCM itu dituding gunakan selang cuci darah yang sama untuk 40 orang. Jahat sekali, gak mungkin lah jika abaikan resiko penularan penyakit,” tambah dia.

CAPRES IJTIMA ULAMA DIDESAK SAMBANGI KOMNAS HAM UNTUK KLARIFIKASI KASUS 98

OGAH DITES NGAJI, MASA CAPRES HASIL IJTIMAH ULAMA OGAH JUGA KE KOMNAS HAM

Selain pihaknya juga menggeruduk Gedung Komnas Ham Jalan Latuharhari 4B Menteng Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2018). Untuk kesekian kalinya, berbagai elemen kembali mempertanyakan keseriusan Komnas Ham untuk segera memanggil dan memeriksa aktor kunci peristiwa kerusuhan 1997-1998 yang menyebabkan banyaknya aktivis yang hilang.

“Sepertinya bukan elemen kita saja yang mendesak agar Komnas Ham panggil Prabowo Subianto terkait kasus dugaan pelanggaran ham peristiwa 98. Tapi sampai sekarang Komnas Ham letoy tidak ada keseriusan sama sekali,” tegas Rico.

Lebih lanjut, Rico menilai aneh dan salah kaprah jika ada ada pihak yang membandingkan pelanggaran ham di era 98 dan era Jokowi. “Berapa banyak aktivis yang hilang waktu 98, tapi sampai sekarang Komnas Ham tak kunjung menuntaskannya. Dibiarkan mengambang tak jelas,” ucapnya.

“Progresnya sampai dimana hasil koordinasi dengan Kejagung. Buka ke publik sejauh mana perkembangannya,” kata Rico lagi.

Dia yang mengaku mengagumi sosok Prabowo yang merupakan Capres hasil ijtima ulama itu untuk mendatangi Komnas Ham untuk memberikan klarifikasi atas kaitannya dalam kasus tersebut.

“Capres hasil ijtima ulama jangan lari dari kenyataan, itu bukan mental ksatria. Hadapi semua ini, jangan sampai ada yang menyebut sudah ogah di tes ngaji, masa ke Komnas Ham kasih klarifikasi atas kasus 98 juga ogah. Ini kan boomerang,” cetusnya.

“Kami siap memilih Prabowo tapi klarifikasi dulu kasus itu, dan tunjukkan mana para aktivis yang hilang. Orang tua para aktivis masih menunggu jawabanmu,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.