JAKARTA – Dewan Pembina BEM RI Nadya Yulianda mengakui bahwa negeri ini terancam terpecah belah karena maraknya hoaks dan penyebaran informasi kebencian yang bertebaran di media sosial.

“Unsur SARA yang mengkhawatirkan di bangsa ini membuat pemuda kehilangan jati diri mereka, apalagi di tahun politik seperti ini isu sara dan hoaks semakin merajalela di gunakan tokoh tokoh politik untuk menyerang kubu lawan nya,” ungkap Nadya, hari ini.

Lebih lanjut, Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi di Universitas Jayabaya ini mengingatkan agar tahun politik bisa mencerdaskan rakyat dan generasi selanjutnya agar kelak bisa menggantikan posisi tokoh elite-elite politik saat ini.

“Hal ini sungguh tidak mencerdaskan bangsa. Keadaan yang baru ini terjadi adalah Indonesialeaks menyerang pak Kapolri dengan tuduhan yang belum tentu kebenaran nya. Saya harap pak Kapolri tidak usah hiraukan hal-hal yang tidak penting seperti itu. Itu hanya dijadikan senjata untuk memecah belah bangsa,” jelas dia.

Menurutnya, kebijakan-kebijakan yang sudah di lalui dan sudah di jalani oleh Kapolri itu maka dia menyakini bahwa ancaman kebencian tersebut tidak menyurutkan kepercayaan masyarakat terkait kinerja Polri. Masih banyak tugas Kapolri yang harus di tuntaskan demi keamanaan bangsa apalagi di era politik ini.

“Saya ingin menghimbau kepada Pemuda-pemuda Indonesia dan seluruh masyarakat untuk memanfaatkan informasi yang beredar dan memanfaatkan media sosial yang lebih produktif lagi. Saya harap kawan-kawan dapat membantu meminimalisir tersebarnya hoaks dan isu sara dengan berkegiatan yang positif dan produktif,” tandas Demisioner Preseiden Mahasiswa Jayabaya 2016 – 2017.

Temukan juga kami di Google News.