Jakarta – Sinyal Istana memberikan masa perpanjangan jabatan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti (BH) nampaknya kian terwujud. Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyakini Badrodin yang bakal memasuki masa pensiun bulan depan itu akan diperpanjang dan segala pertimbangan keputusan itu sepenuhnya hak preogratif Presiden.

“Jangan bikin pusing Presiden Jokowi yang lagi berpuasa, di UU sendiri memungkinkan. Segala pertimbangan sepenuhnya hak preogratif Presiden,” terang Ketua Dewan Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Senin (6/6/2016).

Lebih lanjut, Willy memastikan putra Kyai Achmad Haiti itu memiliki kategori keahlian khusus sehingga dinilai layak untuk diperpanjang. Kata Willy, harusnya Partai penguasa PDI Perjuangan yang ada diparlemen itu ikut mendukung duet maut BH dan BG yang sudah berjalan cukup dinamis.

“Jangan ikut-ikutan mengintervensi Polri dan mau kuasai Polri, apalagi ingin pisahkan BG dari BH hanya untuk kepentingan politik semata,” terang Willy.

Oleh karenanya, Willy menyerukan agar korps Bhayangkara itu harus diselamatkan agar sebagai penegak hukum independensinya terus terjaga. Biarkanlah semua kembali pada Presiden yang bertindak sebagai Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan dengan hak preogratifnya.

Badrodin HaitiKata Willy, bisa saja jika Presiden Jokowi menghendaki reshuffle jilid II, dan meminta Komjen Pol Budi Gunawan diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen (BIN) menggantikan posisi Sutiyoso. Sementara posisi Wakapolri diisi Gubernur Akpol Irjen Pol Anas Yusuf.

“Kemungkinan itu kan bisa saja terjadi. Suka-suka Presiden kan kalau dia kehendaki,” tuturnya.

Willy pun mendukung Anas Yusuf jika kursi BG ditinggal dan menempati kursinya. Sebab, Anas sudah pernah menjabat Kapolda di type A. Mulai dari Dirtipter, Kapolda Kaltim, Wakabareskrim, Kapolda Jatim dan Gubernur Akpol.

“Jabatan Kapolda semua type A tuch,” kata dia.

Lebih jauh, Willy kembali menghimbau agar jangan terlalu mendetekte Presiden apalagi dimomentum ramadhan kali ini.

“Jokowi adalah sosok yang merdeka dan tak suka diintervensi. Jadi kita lihat saja kejutannya Jokowi,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.