TribunRakyat.com – Ada-ada aja ulah kelompok yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni 212 (PA212). Hanya gara-gara Sukmawati Soekarnoputri mendatangi kantor MUI pada Kamis (5/4) lalu dan meminta maaf terhadap puisi ‘Ibu Indonesia’.

KH Ma’ruf Amin pun menjadi sasaran amukan mereka dengan menghujat yang tidak sepatutnya diarahkan ke Kyai sepuh Nahdliyin tersebut. Pasalnya, Kyai Ma’ruf meminta umat Islam memaafkan Sukmawati Soekarnoputri dan masyarakat untuk menghentikan upaya hukum terhadap Sukmawati.

Disini justru muncul pertanyaan kenapa disaat kepentingan mereka searah malah di elus-elus hingga dibentuklah GNPF MUI dan kini setelah berbeda pandangan justru Ketua MUI di hujat.

Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan sikap sekelompok orang yang menganggapnya mendukung Sukmawati Soekarnoputri hanya karena mengimbau umat Islam untuk memaafkan putri Bung Karno tersenut.

“Saya heran, ada apa dengan umat itu? Wong saya cuma bilang hanya berharap kalau itu maafkan, saya dihujat membela penista agama,” ujar Ma’ruf di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Senin 9 April 2018.

Pekan lalu, Ma’ruf memang mendapat kunjungan dari Sukmawati, di kantornya. Dalam pertemuan itu, Sukmawati melakukan klarifkasi dan meminta maaf atas puisi Ibu Indonesia.

Setelah pertemuan itu Ma’ruf menyampaikan himbauan agar umat Islam memaafkan Sukmawati. Imbauan inilah yang dipersoalkan sebagian orang. Ma’ruf dianggap membela penista agama.

Meski demikian, Ma’ruf tidak mempermasalahkan bila ada orang yang tak mendengarkan imbauannya tersebut. “Enggak ada melarang, imbauan saja. Gitu lo. Setuju enggak setuju, itu enggak masalah. Yang heran itu, hujatan itu,” ucap dia.

Ma’ruf mengatakan, saat ini rasa saling sayang-menyayangi dan pengertian sudah hilang. “Malah sekarang sudah kepada saling membenci, saling menuduh, saling memusuhi, salah pengertian. Maka itu ada apa dengan umat, saya heran. Ini harus dibetulkan lagi,” kata dia.

Ma’ruf mengaku tidak mengetahui ada faktor apa sehingga masyarakat bisa bertindak demikian. “Saya enggak tahu (ada faktor apa). Jangan-jangan pengaruh politik masuk,” ujar Rais Aam PBNU itu.

Kyai Ma’ruf Amin Dihujat, NU se Indonesia Turun Gunung

Koordinator Gerakan Nasional Nahdliyin Bersatu (GNNB) Andi Jumaro Dulung meminta agar semua pihak menjaga tutur kata terkait Ketum MUI KH Ma’ruf Amin. Tidak boleh ada pihak yang melontarkan penghinaan.

“Mengingatkan bahwa pelecehan, penghinaan, dan caci maki tersebut kepada KH Ma’ruf Amin tersebut justru berlawanan dengan ajaran Islam sendiri. Sehingga tidak sepantasnya sikap-sikap buruk tersebut ditujukan kepada ulama,” kata Andi dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2018).

Namun Andi enggan membeberkan siapa oknum dan bentuk penghinaan terhadap KH Ma’ruf Amin tersebut. Namun, penghinaan itu terkait permintaan maaf Sukmawati Soekarnoputri kepada Ketum MUI soal puisi ‘Ibu Indonesia’.

“Iya, itu Pak Ma’ruf didatangi sebagai tuan rumah menerima tamu. Siapa pun yang datang bahkan non muslim diterima. Nah penerimaan itu ditanggapi negatif, itu lah yang kami tidak terima,” tutur Andi.

Soal adanya penghinaan kepada Ma’ruf Amin, Andi tidak mau melaporkan oknum pihak yang dimaksud. Namun ia akan meredam persoalan ini dengan pengurus Muhammadiyah dan pihak lainnya.

“Minggu depan, kita akan bertemu komponen NU dan Muhammadiyah serta komponen Islam bersama meredam persoalan ini,” ujar Andi.

Menurut Andi, jika oknum itu terus menghina ulama, maka NU akan turun tangan. Dia berharap persoalan tidak sampai memecah belah bangsa.

“PBNU dan Banser juga mempunyai batas kesabaran, simbol umat islam di Indonesia ada ditangan Maruf Amin, mencaci maki dan dihujat, hentikan itu. Kepada MUI minta bereskan orang mencaci maki akhlakul kharimah. Kalau tidak dilakukan tapi mereka mencaci maki terhadap NU, NU punya batas kesabaran, kalau batas sabar berakhir akan mencari orang itu, perlu kita perang saja,” tuturnya.

Gara-gara Ulah Anak Buahnya, Pentolan FPI Balik Arah Sebut Ma’ruf Amin Bijak

Sobri Lubis sungkem ke Ketua MUIMejelis Ulama Indonesia dalam keterangan tertulisnya menyebut Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis telah menemui Ketua Umum Ma’ruf Aminkemarin. Salah satu hal yang dibahas adalah soal puisi Sukmawati Soekarnoputri yang dinilai menodai agama Islam.

Sobri menyebut Ma’ruf Amin bijak dalam menyikapi permintaan maaf Sukmawati Soekarnoputri. Ia juga mengaku lega mendengar penjelasan Ma’ruf tersebut.

Sobri menilai Ma’ruf bijak karena mendahulukan fikih dakwah dalam menyikapi orang yang tidak mengerti syariat seperti Sukmawati, tanpa menghalangi orang lain yang mau menuntut secara hukum.

“Kiai Ma’ruf sangat bijak ketika memaafkan Sukmawati dengan menggunakan pendekatan fikih dakwah, sembari beliau mengakomodir orang yang mau nahi mungkar dengan menuntutnya secara hukum,” kata Sobri dalam keterangan tertulis tersebut.

Temukan juga kami di Google News.