Jakarta – Koordinator Komite Nasional Gerakan Nasionalisme Penegak Pancasila (GN Penegak Pancasila) Abdullah Kelrey menilai pernyataan politisi Gerindra Habiburokhman telah meremehkan Jenderal Gatot Nurmantyo yang telah menutup peluang sebagai calon Presiden.

“Partai Gerindra telah meremehkan Gatot Nurmantyo. Kapasitas dan kompetensinya tidak bisa diragukan, semoga Gatot Nurmantyo nantilah jadi pemimpin negeri ini,” tegas Kelrey, hari ini.

Lebih lanjut, Kelrey menyarankan agar Habiburokhman tidak bersikap sombong apalagi menolak mentah-mentah mantan Panglima TNI tersebut. Kata dia, harusnya mereka bisa berkaca diri karena telah gagal menghantarkan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 lalu.

“Sebaiknya ngaca dulu. Jangan menyesal dan menanggung kecewa lagi karena sudah menolak mentah-mentah sosok Gatot yang disegani rakyat Indonesia,” tuturnya.

Dia pun berpesan kepada Prabowo agar bisa legowo mencalonkan diri Gatot Nurmantyo atau Muhaimin Iskandar yang bisa mengimbangi Joko Widodo (Jokowi) dilaga Pilpres 2019.

“Dua kandidat itu adalah lawang tandang yang pas dan seimbang,” ucapnya.

Dikatakan dia, rakyat butuh tokoh yang selalu berada di tengah – tengah rakyat dan berpihak kepada negara dan rakyat bukan di satu pihak mendukung kelompok yang membuat gaduh di negara ini.

“Negara ini butuh pemimpin yang punya gagasan. Contoh seperti cak imin. “Indonesia Mengaji.” Gatot selama ini berada di antara negara dan rakyat mampu memfasilitasi kepentingan rakyat. Gatot mampu menjaga Pancasila,” tandasnya.

Sebelumnya, Partai Gerindra masih menutup peluang bagi calon presiden selain Prabowo Subianto untuk diusung partainya. Termasuk, peluang mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo.

“Kalau (dideklarasikan) jadi (calon) presiden enggak mungkin,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Habiburokhman di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 17 Maret 2018.

Walaupun, menurut dia, Gatot adalah sosok negarawan yang sangat berkualitas. Habiburokhman selanjutnya memiliki saran untuk perwira TNI bintang empat itu. Menurut dia, sang jenderal mesti masuk partai politik dulu bila memang serius ingin menjadi presiden. “Dukung salah satu parpol, bantu besarkan untuk mendapat 20 persen (dari total kursi DPR),” ujarnya.

Dengan begitu, kata Habiburokhman, Gatot selanjutnya bisa melenggang menjadi calon presiden pada Pilpres berikutnya, yakni tahun 2024. Salah satu syarat untuk bisa melaju menjadi calon presiden 2019 adalah diajukan oleh partai atau koalisi partai yang memiliki jumlah kursi di DPR sekurangnya 20 persen pada pemilu sebelumnya.

Menurut Habiburokhman, langkah itu memang langkah yang perlu dilakukan oleh Gatot Nurmantyo. Dia mengatakan dalam berpolitik seseorang haruslah melalui proses-proses. “Jadi tidak ujug-ujug (tiba-tiba),” kata dia.

Temukan juga kami di Google News.