Jakarta – Dosen Hukum Tata Negara FH UGM Refly Harun mengaku tidak melihat kasus Sumber Waras sebagai suatu yang luar biasa. Justru, dirinya lebih mengingatkan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar tidak boleh menyodorkan diri menjadi kuda troya kepentingan politik dari siapa pun atau partai apa pun terkait kasus tersebut.

“Saya tidak melihat kasus sumber waras ini sebagai suatu yang luar biasa. Mungkin ya antara BPK saja, apakah BPK bekerja secara profesional ataukah berdasarkan pesanan. Serta apakah Ahok ini ada sisi kelemahannya atau tidak,” kata Refly, Kamis (2/6/2016).

Lebih lanjut, Refly mengatakan kasus sumber waras menjadi ketidakwarasan jika ada pihak yang hanya ingin menargetkan Ahok saja. Refly menegaskan dirinya bukanlah orang yang memberi dukungan atau membenci Ahok.

“Tapi saya mendukung pimpinan yang memberantas korupsi. Jika Ahok dalam hal ini terjerat korupsi ya maka karir dia pasti habis,” kata Refly.

Terkait pihak-pihak yang meributkan masalah penyalahgunaan diskresi oleh Ahok, Refly menegaskan diskresi dilakukan sah-sah saja asal tak ada unsur niat jahatnya.

“Silahkan Kepala Daerahnya membuat diskresi yang penting bukan buat dia sendiri. Itu bisa juga buat santunan anak yatim bukan untuk anak sendiri. Atau tak ada niat untuk menguntungkan orang tertentu, termasuk juga menanam pengaruh. Itu yang tidak boleh,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.