Jakarta – Masyarakat Aceh di perantauan dan berbagai elemen tokoh masyarakat Aceh baik di Jakarta maupun yang datang langsung dari Aceh menggelar deklarasi Diaspora Aceh Serantau bersama calon Gubernur Aceh 2017-2022 Ir. H. Tarmizi A Karim, M. Sc, di Mess Aceh, Gondangdia, Jakarta, Jumat (27/5/2016).

Acara yang diinisiasi relawan Aceh Baru itu nampak disambut antusias dan meriah oleh ratusan masyarakat Aceh serantau yang berasal dari perwakilan Taman Iskandar Muda di Jabodetabek, organisasi masa, organisasi kepemudaan, serta partai politik nasional.

Bahkan, para tokoh pun turut hadir dalam acara tersebut diantaranya mantan Gubernur Aceh Prof Dr Syamsudin Mahmud yang saat ini menjadi tokoh Aceh yang dituakan di Jakarta, Pak Rahman Ramli, Pak Surya Dharma Ketua TIM Aceh, Sofyan Daod mantan Juru Bicara GAM, Irwan Kopasus mantan Tapol Aceh, politikus Demokrat Ramadhan Pohan, dan tokoh-tokoh lainnya.

Tak ketinggalan satu persatu para tokoh Aceh menyampaikan orasi politiknya. Salah satunya pengusaha perempuan asal Jakarta Kak Ratna yang menyatakan mendukung Tarmizi untuk duduk di kursi nomor satu di Aceh karena dinilai sangat tepat memimpin Aceh di tengah kesulitan masyarakatnya akibat belum meratanya pembangunan di Aceh.

Sementara itu, Bapak Syeikh Ali mengakui bahwa masyarakat Aceh penuh dengan dinamika baik pada saat konflik dan damai sehingga perlu ada penguatan karakter bagi masyarakat Aceh dibawah kepemimpinan seorang yang cerdas.

“Tarmizi lah solusi bagi masyarakat Aceh,” kata Ali.

Dalam kesempatan yang sama, mantan panglima dan juru bicara GAM Sofyan Daod sangat mendukung Tarmizi lantaran saat konflik diakui banyak mengayomi anggota GAM dengan kebijaksanaannya, sehingga Sofyan Daod merasa dekat dengan Bang Tarmizi.

“Saya sudah sangat mengenal Pak Tarmizi semenjak paska konflik,” tutur Sofyan.

Sofyan juga mengaku bahwa Tarmizi lah yang memintanya untuk kembali mengabdi di Aceh dan diajak membangun Aceh ke arah yang benar dan dapat dirasakan oleh masyarakat.

Di puncak acara, Tarmizi langsung menyampaikan visi dan misinya di depan ratusan masyarakat Aceh dan para politisi nasional dan ormas serta OKP dengan gagasan harapan baru Aceh Bersatu dan Aceh Maju.

Ketua panitia Denni Mahesa, SH., menyebutkan kegiatan tersebut digelar lantaran sebagai bagian dari warga aceh perantaun yang tinggal dan hidup di Jakarta dan sekitarnya, yang langsung maupun tidak langsung dapat memberikan pengaruh kepada konstituen disana, bagi meraka yang di aceh juga punya caranya sendiri untuk ini. Dan tema yang dipilih pun sebagai bentuk istilah yang dipakai dalam hal maksud mengumpulkan segenap elemen dan lapisan masyarakat yang yang tersebar-sebar di berbagai wilayah di luar daerah asalnya untuk dapat berkumpul dan bertemu guna berpikir dan berbuat untuk daerah yang di tinggalkan.

“Berawal dari adanya kesamaan rasa dan keinginan yang besar untuk berkontribusi dalam pembangunan Aceh ke depan, pada awal tahun 2015 kami berkumpul menyamakan persepsi tentang format pembangunan Aceh masa depan,” ucap Denni.

Denni melanjutkan, pada beberapa pertemuan muncul ide dan gagasan sebagai rasa pengabdian untuk ikut berkontribusi sekecil apapun demi Aceh yang dicintai agar Aceh bisa berubah, berkembang dan maju. Gagasan kecil itu bertransformasi dan bermetamorfosis menjadi sebuah gerakan sosial masyarakat Aceh diperantauan dengan nama Aceh Baru di akhir penghujung tahun 2015.

“Kami sepakat bahwa Gerakan Aceh Baru ini akan menjadi salah satu lokomotif perubahan melalui sebuah gerakan masif masyarakat aceh yang diinisiasi oleh para pemuda Aceh diperantauan yang secara sukarela/non profit mencoba berkontribusi sekecil apapun untuk pembangunan peradaban Aceh dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan politik,” beber dia.

Kata Denni, Aceh Baru adalah sebuah konsep harapan akan mimpi dan cita-cita (dreams) sederhana untuk menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat Aceh untuk menemukan solusi sederhana dan menjawab akar permasalahan sehingga Aceh akan memiliki peradaban maju dan bermartabat dalam kerangka NKRI sehingga mampu menyatukan faksi-faksi yang ada ditengah masyarakat dan kelompok-kelompok pejuang serta lainnya.

Aceh Baru juga menawarkan solusi untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), ketersediaam energi, menurunkan kemiskinan, mencipatkan lapangan kerja, meningkatkan mutu kesehatan dan pendidikan, adat istiadat, memajukan budaya, membangun persatuan dan kebersamaan dalam kerangka syariat islam sebagai rahmatan alamin bagi semua pemeluk agama tanpa ada diskriminasi dan praktek-praktek KKN sehingga Aceh maju dan berkembang tanpa meninggalkan nilai-nilai dan sejarah masa lalu aceh.

“Cita-cita ini akan menjadi visi besar Aceh dalam mewujudkan Harapan Baru Aceh Bersatu Aceh Maju, sehingga sejajar dengan provinsi-provinsi yang sudah maju di Indonesia,” terangnya.

Pihaknya menyadari bahwa Gerakan Aceh baru ini harus memiliki format yang jelas dalam satu wadah bersama, sehingga bersepakat untuk membentuk struktur kepengurusan Relawan Aceh Baru. Keberadaan Relawan Aceh Baru ternyata mendapat respon yang sangat baik dari berbagai lapisan masyarakat di aceh, sehingga saat ini pembentukan struktur relawan pun secara massif terjadi dengan cepat di berbagai daerah kabupaten/kota di Aceh dan bahkan sudah sampai ketingkat kecamatan dan desa-desa. Sementara seluruh masyarakat Aceh di perantauan memusatkan kegiatan ini di Jakarta untuk seterusnya disebarkan sampai keluar negeri.

“Kami pun mencoba menjawab keresahan masyarakat Aceh akan hadirnya seorang sosok pemimpin yang capable dan mampu menjawab amanat rakyat aceh yang telah lama menderita dalam konflik dan perang yang akhirnya selesai setelah lahirnya MOU Helsinky dan UUPA,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Denni menegaskan melalui serangkaian diskusi dan pemetaan untuk mencari sosok pemimpin Aceh yang tepat dan layak dalam mengusung ide atau gagasan (konsep) Aceh Baru kepermukaan sehingga membumi dan dapat dilaksanakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat aceh agar penyakit kemiskinan dan kebodohan dapat hilang dan digantikan dengan kesejahteraan dan kemajuan yang bermartabat.

“Semangat akan harapan baru ini harus mampu dijawab oleh pemimpin Aceh masa depan yang memiliki semangat pengabdian terhadap rakyat dan mampu menjadi pelayan bagi seluruh rakyat Aceh yang mendambakan hadirnya pemimpin adil dan bijaksana,” jelasnya.

Ia pun menyimpulkan bahwa semangat akan harapan baru bagi rakyat Aceh telah berkumpul dan menyatu dengan “Tekad Pengabdian” yang ditangkap dari seorang tokoh Aceh yang selama ini mengabdikan dirinya bagi kebutuhan rakyat melalui berbagai pengalaman dan rekam jejak seorang Putra terbaik kelahiran Aceh yaitu Kanda Ir Tarmizi A Karim MSc. Tarmizi dinilai sangat berpengalaman malang melintang dalam karier di kepemimpinan di berbagai daerah dan memahami birokrasi pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan rakyat.

“Hingga pada akhirnya kami mengambil kesimpulan bahwa sosok yang kami anggap layak dan pantas serta mampu mewujudkan konsep Aceh Baru adalah kanda Ir Tarmizi A Karim MSc. Semoga pilihan kami ini tepat dan diluruskan oleh Allah SWT,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.