Jakarta – Koordinator Departemen Masyarakat
BPC GMKI Jakarta Christopel Manurung mendesak PP GMKI untuk keluar dari kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan. Pihaknya menghimbau kepada seluruh Penanggung Jawab cabang GMKI se-tanah air untuk menyatakan mosi tidak percaya terhadap PP GMKI yang dinilai tidak transparan dan cenderung otoriter dalam memberikan informasi mengenai kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan.

“Kami meminta klarifikasi PP GMKI serta OKP-OKP lainnya terkait dugaan adanya dana 1.5 Miliar Rupiah kepada setiap Pimpinan Organisasi yang terlibat dalam kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan sehingga diduga membungkam Gerakan Mahasiswa,” ungkap Christopel saat menggelar aksi unjuk rasa, hari ini.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya menghimbau seluruh elemen Gerakan Mahasiswa dan Pemuda untuk mendesak dihentikannya kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan. Sebaiknya, kata dia, dana penyelenggaraan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan dialihkan ke program-program pengentasan kemiskinan, penyelenggaran kesejahteraan sosial, bantuan pendidikan yang sesuai dengan amanat UUD 1945.

“Kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan adalah kegiatan yang tidak peka terhadap penderitaan rakyat,” ucapnya.

Untuk diketahui, kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan akan dilaksanakan pada tanggal 24-29 Oktober 2017 di Buper Mandalawangi, Cibodas.

GMKI Jakarta mengaku kecewa dengan PP GMKI yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. GMKI Jakarta berpendapat bahwa pelaksanaan kegiatan jamboree kebangsaan dan kewirausahaan ditengah kondisi masyarakat yang masih mengalami kesulitan dalam akses ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain, tidaklah tepat. Dana penyelenggaraan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan yang sangat besar padahal masyarakat masih terjerembab kemiskinan dinilai oleh GMKI Jakarta adalah sebagai mulai tumpulnya daya kritis mahasiswa dan pemuda.

“Para Pemuda dan Mahasiswa sekarang ini menjadi pemuda dan mahasiswa yang apatis, hedonis serta individualis. Integritas sebagai Pemuda dan Mahasiswa yang idealis, rusak karena melihat Dana penyelenggaran Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan yang besar,” jelasnya.

Padahal, kata dia, bulan Oktober adalah bulannya Pemuda dan Mahasiswa. Sejarah tidak lupa dengan perjuangan para Pemuda dan Mahasiswa di zaman pergerakan Kemerdekaan bersatu dibawah satu sumpah yaitu Sumpah Pemuda.

“Apakah Kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan ini jawaban untuk permasalahan Bangsa dan Negara saat ini yang sesuai dengan amanat Sumpah Pemuda? Tentu saja tidak!,” sebut dia.

Masih kata dia, Pemuda dan Mahasiswa Indonesia yang idealis dan berintegritas bergerak untuk Bangsa dan Negaranya bukan karena atas dasar uang tetapi atas dasar panggilan untuk melayani Bangsa dan Negara dari hati.

“Momen Sumpah Pemuda janganlah dirusak oleh segelintir Pemuda dan Mahasiswa yang menghambakan dirinya kepada Uang, terlebih lagi uang tersebut merupakan pajak dan keringat rakyat yang tidak jelas penggunaan dan pengaturan dan tersebut,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.