Jakarta – Pengungkapan kasus penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan, penyidik senior KPK, masih terus berjalan. Namun, dari Singapura muncul kabar baru seperti ditulis situs times.com, Novel menyebut soal bisikan adanya Jenderal Polisi terkait penyerangan terhadap dirinya.

Dari pernyataan novel tersebut yang di lansir di media times, Mabes Polri kembali menghimbau Novel Baswedan, penyidik senior KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang menjadi korban penyiraman air keras, agar segera menyampaikan informasi adanya dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam penyiraman dirinya, ke penyidik Polda Metro Jaya. Mabes beralasan, bila dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) maka informasi yang dimiliki Novel akan memiliki nilai pembuktian.

Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa pun ikut mengomentari pernyataan Novel Baswedan tersebut. Willy sependapat dengan Kapolri Jenderal Tito agar Novel menyebutkan nama sosok yang sengaja dihembuskan tersebut.

“Harusnya kan valid, agar bisa didalami apalagi tuangkan kedalam BAP. Jika benar ada oknum jenderal Polisi sebutkan saja namanya, tapi beberkan buktinya. Kalau tidak ada ya sama saja fitnah,” ungkap Willy Prakarsa, hari ini.

Lebih lanjut, Willy menyayangkan jika pernyataan Novel itu sembarangan dikeluarkan tanpa ada bukti agar bisa diproses secara hukum.

“Kan Novel mantan Polisi, penyidik KPK pula. Harusnya mengerti ada implikasi hukumnya jika menuduh tanpa ada bukti. Sama saja mencemarkan nama baik korps Kepolisian dan para petinggi Polri. Publik pun dibuat cemas dan gaduh dengan pernyataan kontroversial ini,” bebernya.

Menurut Willy, Novel pantas sebagai politisi daripada seorang penyidik handal KPK. Sebab, kata dia, Novel sudah berani melakukan manuver laksana politisi senior. Dia kembali mengingatkan agar Novel berhati-hati dalam mencatut nama petinggi Polri apalagi tidak dibarengi alat bukti.

“Jangan cuma katanya dan katanya. Beberkan saja buktinya ke penyidik. Kooperatif aj tidak bagaimana mau mengungkap. Polisi yakin bisa mengembangkannya jika dia mau memberikan keterangan kepada Polisi,” tandasnya.

Untuk diketahui dalam dua bulan ini kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel, belum juga menemukan titik terang. Berkali-kali kecurigaan kepada seseorang dan telah dilakukan pemeriksaan, namun ternyata berakhir dengan tidak ada bukti.

Novel Baswedan curiga akan kasus yang menimpanya tidak kunjung usai ditangani kepolisian. Bahkan dalam suatu wawancara dengan TIME, dia mengungkapkan adanya dugaan keterlibatan jenderal kepolisian di balik siraman air keras tersebut. Sehingga, penyidik kesulitan mengungkapkan kasusnya lantaran hal tersebut.

Pihak kepolisian sendiri nampak kecewa dengan tindakan Novel. Berkali-kali polisi justru menyarankan agar Novel segara mau diperiska. Dengan begitu menurut polisi jika akan ada informasi-informasi baru dapat segera ditindak lanjuti oleh penyidik.

Temukan juga kami di Google News.