Jakarta – Klaim satu juta buruh akan turun gunung memperingati May Day di Jakarta maupun beberapa Provinsi lainnya di Indonesia. Kaum buruh yang bakal datang pun tak hanya dari Jakarta saja, akan tetapi buruh dari Bekasi, Bogor, Tangerang maupun Purwakarta.
Namun euforia hari libur buruh mendatang itu diimbau agar tetap melakukan aksinya secara damai dan kondusif. Salah satu pihak yang tegas mengkritisi gerakan buruh itu adalah kelompok aktivis tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98).
“Buruh silahkan berdemo, yang penting hargai pengguna jalan, jaga kamtibmas, kondusif dan tidak anarkis,” tegas Ketua Dewan Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Selasa (26/4/2016).
Sementara itu, Willy mengatakan massa yang rencana berunjuk rasa didepan Istana Negara dan Gelora Bung Karno (GBK) itu akan mengendarai ratusan bus dan ada juga yang menggunakan kendaraan bermotor perlu juga menghormati hak-hak publik meskipun peringatan euforia itu menjadi hak kaum buruh dalam menuntut kelayakan upah murah maupun tuntutan lainnya. Tak hanya itu, kata Willy, buruh juga harus tetap tertib selama berlalu lintas.
“Aturan harus tetap dipatuhi dalam berlalu lintas. Hargai hak pengguna jalan lainnya, gunakan helm dan tak masuk tol apalagi blokir. Jangan ganggu keamanan, kenyamanan warga Ibu Kota Jakarta,” jelas dia.
Willy pun mengingatkan peran aktif Polri menjadi prioritas dalam penegakkan hukum, tindak tegas bagi para pelanggar hukum dan mewaspadai ada pihak-pihak lain sebagai pelaku provokator yang mencoba menunggangi euforia May Day dengan menebar berbagai macam hasutan.
“Saya optimis Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiarto yang dikenal humanis dan santun beserta jajaran personil Polda Metro dapat memberikan yang terbaik buat masyarakat,” tukasnya.
Sementara itu, Anggota Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) Nur Chozin lebih menyoroti gerakan ormas yang akan digagas buruh dalam deklarasi may day nanti di GBK. Nur mengingatkan agar elit buruh juga tidak jual produk ormas tersebut untuk digiring kepentingan tertentu. Dan akan lebih parah lagi jika kekhawatiran semua pihak benar-benar terjadi bahwa ormas bikinan buruh itu justru digiring untuk pemuas nafsu partai politik.
“Kami mengecam jika ormas bikinan buruh nanti jadi alat pemuas nafsu parpol,” tuturnya.
Tak hanya itu, Nur juga menyarankan agar ormas bikinan itu harus jelas alur gerakannya yang benar-benar berpihak sebagai penyalur aspirasi masyarakat kecil, bukan jadi alat kritik yang diperalat pihak untuk menyerang pemerintahan Jokowi-JK.
“Jangan juga jadikan ormas buat malak apalagi serang pemerintah,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan